
- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan dan Rusia akan didominasi agenda penguatan kerja sama di bidang ekonomi.
Jokowi akan berada di Korsel pada 15-18 Mei 2016 dan Rusia pada 19-20 Mei 2016.
Hal itu disampaikan Arrmanatha Nassir, Juru Bicara Kementerian Luar
Negeri dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
Kamis (12/5/2016).
Arrmanatha menjelaskan, di Seoul, Presiden Jokowi akan menghadiri
forum bisnis dengan 400 perusahaan asal Korea Selatan dan Indonesia.
Setelah itu, Presiden juga akan menghadiri one on one meeting dengan beberapa perusahaan Korea Selatan.
Berikutnya, Presiden Jokowi akan bertemu dengan 20 pemilik perusahaan
di Korea Selatan. Tentunya masih dalam kerangka kerja sama ekonomi.
Presiden Jokowi juga dijadwalkan bertemu Presiden Korea Selatan Park Geun-hye untuk membahas kerja sama bilateral.
Dalam kerja sama bilateral Indonesia-Korea Selatan terdapat sembilan
MoU yang akan disepakati. Rinciannya, enam MoU di tingkat menteri dan
tiga MoU di tingkat eselon satu.
Enam MoU di tingkat menteri terkait bidang kemaritiman, industri
kreatif, antikorupsi, restorasi lahan gambut, pertahanan dan keamanan,
serta ekonomi khusus.
Sedangkan tiga MoU di tingkat eselon satu semuanya terkait dengan kerja sama di bidang clean energy.
"Perusahaan Korea Selatan ini realisasinya selalu tinggi, 70 persen
perjanjian usaha berhasil direalisasikan dari target keseluruhan hingga
tahun ini," ujar Edi Yusuf, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian
Luar Negeri.
Sementara di Rusia, Presiden Jokowi juga akan membahas peningkatan
kerja sama ASEAN dengan Rusia sebagai Mitra Wicara. Sebab, Rusia
dipandang masih rendah kontribusinya dalam kerja sama dengan ASEAN.
Saat ini, Rusia berada di peringkat kedelapan dari 11 negara yang menjadi mitra dagang ASEAN dalam aspek kontribusi perdagangan.
Pada 2015, Rusia menyumbang total nilai investasi sebesar USD 22,5
miliar. Nantinya, KTT ASEAN-Rusia akan menghasilkan tiga dokumen
perjanjian.
Pertama, Sochi Declaration, yakni deklarasi politik mengenai kerja sama kemitraan dan visi ke depan antara ASEAN dan Rusia.
Kedua, Comprehensive Plan of Action tahun 2020 yang berisi penjelasan
lebih terperinci terkait tiga pilar yang dikerjasamakan, yakni politik
dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.
Terakhir, adanya laporan yang terdiri dari para ahli yang akan
membahas dan menyusun rekomendasi yang bersifat visioner dan konkret.
Nantinya, hal itu akan dijadikan pertimbangan apa saja yang bisa
dikerjasamakan oleh ASEAN dan Rusia.
Source : Kompas.com
0 komentar:
Post a Comment